Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerita Karangan Tentang Pulau Jawa Dwipa

Cerita Karangan Tentang Pulau Jawa Dwipa
Cerita Karangan
Dahulu kala, diceritakan secara turun menurun, cerita tentang penghuni terdalam bumi Jawa Dwipa.

Kala itu perang saudara terjadi hampir diseluruh tanah Jawa, jatuhnya korban tidak terhitung, bumi dan laut ditutupi dengan warna merah.

Dan di sana lah, berdiri seorang Raja yang mampu meredakan seluruh lara.
Digenggam ditangan kanannya ilmu-ilmu tertinggi dan ditangan kirinya serupa akal pikiran.

Dalam kurun waktu yang singkat, tanah Jawa sudah berada dibawah Panji nya, perang saudara dapat diredam.

Namun cerita ini tidak berakhir sampai disitu.

Sesaat setelah peperangan usai, hawa dingin pun menyebar menyelimuti seluruh negri.
Dari dalam bumi Jawa Dwipa, muncul sesosok makhluk yang di selimuti api hitam yang amat gelap. Dengan tatapan mata yang menyala kemerahan dipenuhi dengan amarah.

Dalam waktu lima malam, sosok itu membumi hanguskan setengah populasi manusia di tanah Jawa.

Baca Juga : Cara Membuat dan Contoh Karangan Waktu Liburan Sekolah Singkat Dan Menarik

Kepala-kepala mulai berjatuhan, tak pandang umur.
Amarah sang raja tak dapat dibendung, sendirian ia mendatangi sosok itu dengan kecepatan yang tidak terbayangkan. Dengan ilmu yang dikuasai oleh Raja, akan mudah untuk memusnahkan makhluk itu. Seperti itu yang ada didalam pikiran sang Raja.

Namun kenyataannya tidak begitu, saat sang raja berhadapan dengan nya, dia tahu persis, tak ada yang dapat menghentikannya.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya sang Raja.

"Pergi, bawa rakyat mu keluar dari tanah Jawa" Perintah sosok itu dengan suara dipenuhi amarah.

"Mengapa?" Sang Raja bertanya lagi.

"Kalian sudah menodai bumi Jawa Dwipa" hempasan teriakan itu menumbangkan pohon-pohon disekitarnya.

Dengan jawaban yang singkat itu, sang Raja sudah mengerti, apa, mengapa, dan alasan sosok itu muncul.

Ini karena sifat egois manusia yang mementingkan dirinya sendiri, memulai perang seenak nya, dan pertumpahan sesama yang mengotori tanah Jawa.

Baca Juga : 6 Catatan Kerinduan Suasana Sekolah Disaat Liburan Tiba

Sang Raja memikirkan segala cara yang bisa dipakai. Dengan pertimbangan segala sesuatu, ia menemukan suatu titik temu. Walaupun ia sendiri tidak yakin, apakah itu akan menyelesaikan masalah atau tidak.

Sang Raja menutup matanya dan berkata " kau boleh memusnahkan kami semua, namun dengan satu syarat.

Sosok itu bertanya dengan nada yang tinggi "kenapa aku harus menuruti perintah mu?"

Sang Raja berbicara "disaat daun di pohon itu habis tak tersisa, lakukanlah sesukamu dan aku tidak akan menghalangi"
"Mungkin kau tahu, apa yang akan terjadi jika aku menghalangi mu. Walaupun aku pasti akan kalah, namun tanah Jawa ini tidak akan utuh lagi."

Sosok itu diam untuk sesaat "baiklah."

Ia duduk bersila dibawah pohon, tertidur menunggu saatnya ia untuk bangun kembali. Ia berfikir daun di pohon itu akan habis dalam beberapa musim. Namun tidak seperti pikirannya, daun yang gugur akan selalu digantikan dengan yang baru dan itu akan terus berulang.

Berabad-abad pun telah berlalu, gedung-gedung tinggi menghiasi tanah Jawa, penanggalan Masehi menunjukan angka 2015. Sosok itu masih memegang janjinya, ia tertidur terkubur beberapa meter didalam tanah dengan kondisi serupa, duduk bersila.

Akar-akar dari pohon yang dijanjikan itu semakin membesar dan membesar melilit tubuhnya. Terdengar suara gergaji mesin yang bising itu memekik kan telinga, pohon-pohon tumbang satu persatu, tak terkecuali pohon yang dijanjikan itu. Selesai.

Cerita karangan by L Fauzan Adhika

Baca Juga : Contoh Cerita Karangan Singkat Tentang Sekolah Saya Tercinta

Post a Comment for "Cerita Karangan Tentang Pulau Jawa Dwipa"